Ada yang bertanya pada saya bagaimana saya bisa membaca buku atau artikel, lalu di kemudian hari menceritakan bacaan seolah saya sudah paham, bahkan bisa mengembangkan isi yang saya baca. Sejujurnya saya juga masih beginner untuk bidang baca-membaca ini, tapi kali ini akan saya coba untuk meng-share pengalaman saya dalam hal membaca. Ada dua tips yang saya ingin share supaya apa yang kita baca menjadi “milik” kita yaitu:
- Tentukan tujuan membaca
Seringkali kita membuka bacaan tanpa tujuan, lalu kita ikut arus pikiran si penulis. Untuk artikel-artikel pendek, kita mungkin masih bisa tahan, tapi semakin panjang bahan yang kita baca, makin mudah kita lupa, dan kita jadi seperti buang waktu karena tidak ada informasi yang masuk. Jadi pertama, kita tentukan tujuan apa kita membaca. Misalnya kita ambil contoh buku autobiografi. Sebelum kita membuka buku tersebut, buatlah daftar pertanyaan, tidak perlu ditulis, di dalam pikiran kita. Contoh biografi Steve Jobs, kita bayangkan pertanyaan, “apa karakter steve jobs yang membuat Apple bisa menjadi perusahaan raksasa seperti sekarang” Sambil membaca kita cari-cari, kata-kata mana yang relevan dengan pertanyaan tersebut. Otomatis informasi-informasi penting, karena memang kita cari, akan nempel di otak kita, dan informasi-informasi yang kurang relevan akan hilang. Tidak masalah ada informasi yang terlupa kalau memang itu tidak penting.
- Bacalah sambil mengkaitkan dengan database ilmu kita.
Untuk membuat bacaan yang kita baca jadi pengetahuan bagi kita, sambil baca, coba kita pisahkan mana yang memang baru dan mana yang sudah kita tahu. Yang sudah kita tahu, kita lewati begitu saja, tapi begitu kita temukan pengetahuan yang baru, kita gali-gali harddisk di otak kita, lalu kita coba untuk berargumen dengan si pengarang.
Maaf mungkin agak abstrak penjelasannya, jadi saya coba beri contoh membaca autobiografi lagi. Akhir-akhir ini saya membaca autobiografi Mahathir Mohamad, mantan PM di Malaysia. Begitu tiba di pembahasan teori beliau tentang Negara Malaysia sebagai negara bagi orang melayu, langsung saya banding-bandingkan dengan kasus Negara Indonesia yang walaupun didominasi melayu tetapi lebih adil bagi semua suku, atau seperti Israel dan Jepang yang menisbahkan negara pada satu suku tertentu (ide ini debatable yah J) Itu saya lakukan sambil membaca buku beliau, dan pikiran pikiran seperti itulah yang membuat aktifitas membaca saya jadi lebih hidup, walaupun pace membaca saya jadi lambat.
Oke. Semoga jadi referensi. Saya sendiri masih belajar membaca, jadi kalau ada yang punya tips lain silakan di-share.